Pertanyaan yang sering diajukan oleh masyarakat.
Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah jenis baru coronavirus yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia menyebabkan penyakit mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Pada 11 Februari 2020, World Health Organization (WHO) mengumumkan nama penyakit yang disebabkan 2019-nCov, yaitu Coronavirus Disease (COVID-19).
Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah penularan COVID-19.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tertularnya virus ini adalah:
- Menjaga kesehatan dan kebugaran agar sistem imunitas/ kekebalan tubuh meningkat.
- Mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau hand-rub berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
- Ketika batuk dan bersin, upayakan menjaga agar lingkungan Anda tidak tertular. Tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau dengan lengan (bukan dengan telapak tangan).
- Menjaga jarak saat berbicara dengan orang lain, sekurang- kurangnya satu meter, terutama dengan orang yang sedang menderita batuk, pilek/bersin dan demam. Saat seseorang terinfeksi penyakit saluran pernafasan, seperti 2019-nCoV, batuk/bersin dapat menghasilkan droplet yang mengandung virus. Jika kita terlalu dekat, virus tersebut dapat terhirup oleh kita.
- Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut. Tangan menyentuh banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.
- Gunakan masker penutup mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada di tempat umum.
- Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah, lalu cucilah tangan Anda.
- Hindari kontak dengan hewan ternak dan hewan liar yang terbukti tertular coronavirus.
- Jangan makan daging yang tidak dimasak hingga matang.
- Menunda perjalanan ke daerah/negara dimana virus ini ditemukan seperti Tiongkok, seiring dengan informasi adanya penghentian sementara operasional penerbangan langsung dari dan ke daratan Cina dari pemerintah, sampai ada informasi lebih lanjut.
Gejala umum berupa demam ≥38C, batuk, pilek, nyeri tenggorokan dan sesak napas. Jika ada orang dengan gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke Tiongkok (terutama Wuhan), atau pernah merawat/kontak dengan penderita COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.
Gejala umum berupa demam ≥38C, batuk, pilek, nyeri tenggorokan dan sesak napas. Jika ada orang dengan gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke Tiongkok (terutama Wuhan), atau pernah merawat/kontak dengan penderita COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.
Sampai saat ini, belum diketahui bagaimana manusia bisa terinfeksi virus ini. Para ahli masih sedang melakukan penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis paparan, cara penularan dan pola klinis serta perjalanan penyakit. Hasil penyelidikan sementara dari beberapa institusi di kota Wuhan, sebagian kasus terjadi pada orang yang bekerja di pasar hewan/ikan, namun belum dapat dipastikan jenis hewan penular virus ini. Hingga saat ini dilaporkan adanya penularan antar manusia yang terbatas (antar keluarga dekat dan petugas kesehatan yang merawat kasus).
Saat ini sumber hewan penular COVID-19 belum diketahui, WHO terus menyelidiki berbagai kemungkinan jenis hewan penularnya. Sangat dimungkinkan hewan dari pasar hewan hidup di Tiongkok bertanggung jawab atas terinfeksinya manusia yang dilaporkan pertama kali. Untuk itu, disarankan pada saat berkunjung ke pasar hewan hidup, hindari kontak langsung dengan hewan dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan tanpa alat pelindung diri.
Hindari juga konsumsi produk hewani mentah atau setengah matang. Penanganan daging mentah, susu, atau produk hewani harus diperhatikan, untuk menghindari kontaminasi silang dengan makanan mentah yang lain, lakukanlah dengan memperhatikan keamanan pangan yang baik.
Sampai saat ini hewan penular 2019-nCoV belum diketahui.
Saat ini, belum ditemukan bukti bahwa hewan peliharaan seperti anjing atau kucing dapat terinfeksi virus 2019-nCoV. Namun, akan jauh lebih baik untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah kontak dengan hewan peliharaan. Kebiasaan ini dapat melindungi Anda terhadap berbagai bakteri umum seperti E.coli dan Salmonella yang dapat berpindah antara hewan peliharaan dan manusia.
Ya, COVID-19 dapat ditularkan dari orang ke orang, biasanya setelah kontak erat dengan pasien yang terinfeksi, misalnya, di tempat kerja, di rumah tangga, atau fasilitas pelayanan kesehatan.
Sampai saat ini belum diketahui berapa lama 2019-nCoV bertahan di permukaan suatu benda, meskipun ada informasi awal yang menunjukkan dapat bertahan hingga beberapa jam. Namun desinfektan sederhana dapat membunuh virus tersebut sehingga tidak mungkin menginfeksi orang lagi.
Tidak, antibiotik tidak bekerja melawan virus, hanya bakteri. Novel Coronavirus (2019-nCoV) adalah virus. Oleh karena itu, antibiotik tidak boleh digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan. Namun, jika Anda dirawat di rumah sakit untuk COVID-19, Anda mungkin menerima antibiotik, karena infeksi sekunder bakteri mungkin terjadi.
Orang yang tinggal atau bepergian di daerah di mana virus 2019-nCoV bersirkulasi sangat mungkin berisiko terinfeksi. Saat ini, Tiongkok merupakan negara terjangkit COVID-19 dengan sebagian besar kasus telah dilaporkan. Mereka yang terinfeksi di negara lain adalah orang-orang yang belum lama ini bepergian dari Tiongkok atau yang telah tinggal atau bekerja secara dekat dengan para wisatawan, seperti anggota keluarga, rekan kerja atau tenaga medis yang merawat pasien sebelum mereka tahu pasien tersebut terinfeksi COVID-19.
Petugas kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi COVID-19 berisiko lebih tinggi dan harus konsisten melindungi diri mereka sendiri dengan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat.
Tidak ada batasan usia orang-orang dapat terinfeksi COVID-19. Namun orang yang lebih tua dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti asma, diabetes, penyakit jantung) tampaknya lebih rentan untuk menderita sakit parah.
Orang yang terinfeksi 2019-nCoV dan influenza akan mengalami gejala infeksi saluran pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan pilek. Walaupun gejalanya sama, tapi penyebab virusnya berbeda-beda. Namun kesamaan gejala tersebut membuat kita sulit mengidentifikasi masing-masing penyakit tersebut, sehingga pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi apakah seseorang terinfeksi 2019-nCoV.
Untuk itulah WHO merekomendasikan setiap orang yang menderita demam, batuk, dan sulit bernapas harus mencari pengobatan sejak dini, dan memberitahukan petugas kesehatan jika mereka telah melakukan perjalanan dalam 14 hari sebelum muncul gejala, atau jika mereka telah melakukan kontak erat dengan seseorang yang sedang menderita gejala infeksi saluran pernafasan.
Waktu yang diperlukan sejak tertular/terinfeksi hingga muncul gejala disebut masa inkubasi. Saat ini masa inkubasi COVID-19 diperkirakan antara 2-11 hari, dan perkiraan ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan kasus. Berdasarkan data dari penyakit akibat coronavirus sebelumnya, seperti MERS dan SARS, masa inkubasi COVID-19 juga bisa mencapai 14 hari.
Sangat penting untuk memahami kapan orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus ke orang lain untuk upaya pengendalian. Informasi medis terperinci dari orang yang terinfeksi diperlukan untuk menentukan periode infeksi COVID-19. Menurut laporan terbaru, ada kemungkinan orang yang terinfeksi COVID-19 dapat menular sebelum menunjukkan gejala yang signifikan. Namun, berdasarkan data yang tersedia saat ini, sebagian besar yang menyebabkan penyebaran adalah orang-orang yang memiliki gejala.
WHO menganjurkan agar masyarakat berkonsultasi dengan dan mematuhi otoritas setempat tentang praktik-praktik yang dianjurkan di daerah masing-masing. Kelompok pakar internasional dan multidisipliner yang dibentuk oleh WHO mengkaji bukti tentang penyakit dan transmisi COVID-19 pada anak dan bukti terbatas yang tersedia mengenai penggunaan masker oleh anak-anak.
Berdasarkan faktor ini dan faktor-faktor lain seperti kebutuhan psikososial dan tahap-tahap penting dalam pertumbuhan anak-anak, WHO dan UNICEF memberikan anjuran berikut:
Anak-anak yang berusia 5 tahun dan di bawah 5 tahun sebaiknya tidak diwajibkan untuk memakai masker. Anjuran ini didasarkan pada keamanan dan kepentingan keseluruhan anak serta kemampuan menggunakan masker dengan tepat tanpa banyak dibantu.
WHO dan UNICEF menganjurkan agar keputusan penggunaan masker untuk anak-anak usia 6-11 tahun didasarkan pada faktor-faktor berikut:
• Apakah terjadi transmisi meluas di daerah di mana anak tinggal
• Kemampuan anak untuk menggunakan masker secara aman dan tepat
• Akses pada masker, serta pencucian dan penggantian masker di lingkungan-lingkungan tertentu (seperti sekolah dan layanan anak)
• Pengawasan dan instruksi yang memadai dari orang dewasa untuk anak mengenai cara mengenakan, melepas, dan dengan aman memakai masker
• Kemungkinan dampak pemakaian masker pada pertumbuhan pembelajaran dan psikososial, yang dikonsultasikan dengan guru, orang tua/pengasuh, dan/atau penyedia layanan medis
• Lingkungan dan interaksi anak dengan orang lain yang berisiko tinggi mengalami penyakit serius, seperti orang lansia dan orang dengan kondisi kesehatan penyerta.
WHO dan UNICEF menganjurkan agar anak-anak berusia 12 tahun dan di atas 12 tahun mengenakan masker seperti orang dewasa, terutama jika tidak dapat menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain dan terjadi transmisi meluas di daerahnya.
Informasi lebih lanjut tentang jenis masker, cara memilih masker, dan cara memakai masker tersedia di sini:https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/when-and-how-to-use-masks
Secara umum, anak-anak berusia 5 tahun dan di bawah 5 tahun sebaiknya tidak diwajibkan memakai masker. Anjuran ini didasarkan pada keamanan dan kepentingan keseluruhan anak serta kemampuan menggunakan masker dengan tepat tanpa banyak dibantu. Mungkin ada persyaratan setempat bagi anak berusia 5 tahun dan di bawah 5 tahun untuk memakai masker, atau kebutuhan tertentu di lingkungan-lingkungan tertentu seperti saat berada di dekat orang yang sakit. Dalam keadaan-keadaan ini, jika anak memakai masker, orang tua atau orang lain yang mengawasi harus dapat mengawasi langsung keamanan penggunaan masker.
Anak-anak yang secara umum sehat dapat memakai masker nonmedis atau kain. Masker jenis ini memberikan pengendalian sumber, yang berarti masker menghalangi penyebaran virus kepada orang lain jika pemakainya memang terinfeksi virus tetapi tidak menyadarinya. Orang dewasa yang menyediakan masker ini harus memastikan bahwa masker kain memiliki ukuran yang tepat serta cukup menutup hidung, mulut, dan dagu anak.
Anak-anak dengan kondisi kesehatan penyerta seperti fibrosis kistik, kanker, atau imunosupresi sebaiknya, sesuai konsultasi dengan penyedia layanan medisnya, memakai masker medis. Masker medis mengendalikan penyebaran virus dan perlindungan bagi pemakainya, serta disarankan bagi setiap orang yang lebih berisiko mengalami penyakit COVID-19 parah.
Dalam konteks COVID-19, sebagian anak-anak mungkin tidak dapat memakai masker akibat disabilitas atau situasi-situasi tertentu seperti pelajaran berujar di mana guru perlu melihat mulut anak-anak. Dalam hal-hal ini, pelindung wajah (face shield) dapat dipertimbangkan sebagai alternatif untuk masker, tetapi pelindung wajah tidak memberikan perlindungan yang setara dalam hal mencegah transmisi virus kepada orang lain.
Jika pelindung wajah diputuskan untuk digunakan, pelindung wajah harus menutupi seluruh wajah, melengkung ke samping wajah, dan mencapai bawah dagu. Pemasangan pelindung wajah harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan yang dapat mematahkan pelindung wajah dan mencederai mata atau wajah.
Setiap anak yang mengalami gejala-gejala yang mengindikasikan COVID-19 sebaiknya memakai masker medis selama mungkin. Anak harus diisolasi dan diberi pertolongan medis segera setelah merasa tidak sehat, sekalipun gejala-gejalanya ringan. Anggota keluarga/pengasuh yang di rumah berada dalam jarak 1 meter dari anak yang sakit ini juga sebaiknya memakai masker.
Anggota rumah tangga yang sakit atau hasil tes virus penyebab COVID-19-nya positif harus diisolasi dari semua orang jika memungkinkan. Jika anak di rumah berada dalam jarak 1 meter dari orang yang sakit ini, orang dewasa dan anak ini harus memakai masker medis saat itu.
Versi desktop dalam perbaikan
Silahkan kunjungi melalui handphone anda